Kamis, 06 April 2017

Putri Komodo

Judul
:
Putri Komodo, Sebuah Novel
Penulis
:
Michael Yudha Winarno
Penerbit
:
Voxus Media
Tahun Cetak
:
2017
Halaman
:
290
ISBN
:
978-602-73905-1-5
Harga
:
Rp. 90.000
Status
:
Ada

          “SAYA TIDAK MAU ke Malaysia!”
          “Engkau harus berangkat, Fanty!
          “Tapi saya tidak mau tertipu dua kali! Kerja empat tahun hanya dibayar dua tahun, belum lagi majikan yang biadab! Bapa kan tidak pernah merasakan sakitnya badan yang diseterika, kepala dibenturin ke tembok, dan kena pukul tiap minggu, ya to?!”
          “Ah, itu biasa saja! Sejak kecil Fanty dan anak-anak lain di sini juga sering kena marah. Dibentak dan dipukul orang tua pakai tongkat kayu. Memang harus begitu cara membesarkan anak!” Ada mutiara di ujunng rotan, demikian pepatah lokal mengatakan.
          “Enak saja bapa bicara! Kalau nanti punya anak, akan saya asuh dengan penuh kasih sayang dan tidak main kasar!”
          “Siapa mau kawin denganmu?! Lebih baik kerja jadi PRT lagi di Arab atau Malaysia. Bisa bantu biaya obat mama da sekolah adikmu!”
          “Saya kan bukan budak!?!”
          “Harus ada yang berkorban dalam keluarga kita, supaya nasib berubah dan tidak miskin terus!”

Putri Komodo – Sebuah Novel Human Trafficking

“Putri Komodo membawa kita berkelana ke Flores. Belajar tentang kekerasan terhadap perempuan, child labor, human trafficking dan sejarah masuknya agama Katholik di Pulau Bunga. Penulis lihai bertutur tentang alam Flores nan indah, mistis-magis dan konflik adat patriarki vs kesetaraan gender (walau belum penuh dan setara karena di gereja Katholik Roma, perempuan masih belum ditahbis menjadi pastor). Layaknya Dan Brown, Yudha memperkenalkan Opus Dei ke pembaca Indonesia sesuatu yang belum pernah ditulis. Sebagai novel debut pertamanya, kerumitan dan banyaknya pelaku di novel ini serta perspektif sejarah plus geografi geografi global: Inggris dan Amerika menjadi ramuan daya magnet dalam novel ini. Walau pesannya satu, hapus kekerasan terhadap perempuan dan anak!” (Damairia Pakpahan, Feminis yang menetap di Jogja)

Human trafficking adalah satu bentuk perbudakan pada jaman kita. Flores dan Nusa Tenggara Timur adalah surganya human trafficking. Semoga dengan kehadiran novel ini, pemberantasan human trafficking semakin menjadi perhatian banyak pihak.” (Eman Embu, Candraditya Research Centre, Maumere – Flores).

“Putri Komodo bertutur dengan terbuka, jujur dan berani tentang pengalaman kekerasan pada sebagain perempuan Flores – yang lazimnya masih “tabu” untuk dibicarakan. Dalam diri Fanty – salah satu tokoh utama novel ini – kita menemukan spirit “resureksi” yang inspiratif dari seorang korban perkosaan.” (Hermien Y. Kleden, Perempuan Flores dan Redaktur Senior Tempo).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...