Rabu, 13 Maret 2024

Emilie Jawa 1904

Judul

:

Emilie Jawa 1904

Penulis

:

Catherine van Moppés

Penerbit

:

Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun Cetak

:

2010

Halaman

:

481

ISBN

:

978-979-91-0233-1

Harga

:

Rp. 65.000

Status

:

Ada

 

Emilie lahir di kota kecil Langon pada ujung abad ke-19. Dia dibesarkan ayahnya, seorang saudagar kaya, berhaluan politik Republikan-Radikal, yang memihak apa dipandangnya sebagai universalisme. Sang ayah adalah pengagum Emile Zola, yang memperjuangkan penghapusan diskriminasi anti Yahudi. Namun, mencerminkan semangat zamannya, dia meyakini bahwa, melalui kolonialisme, humanisme akan terwujud di belahan negeri manapun. Paradoks zaman itu menjadi sumber pertanyaan yang membayang-bayangi Emilie sepanjang pengalamannya di Hindia Belanda, ketika mendampingi suaminya, Lucien, yang ditugaskan sebagai asisten keamanan pada pemerintah kolonial di Batavia.

Ketika Emile mulai merasakan bahwa cara Lucien menyikapi tanah jajahan semakin jauh dari pemahaman dirinya, dia menjadikan seksualitas sarana pemberontakan politiknya. Perlahan tanah jajahan bukan lagi tanah janjian sebagaimana pada masa remajanya, melainkan tanah perjuangan bagi humanisme yang sesungguhnya, meski untuk itu ia harus rela mengorbankan cinta utuh yang ditemuinya di Batavia. Maka Anendo mewakili sisa impian masa mudanya tentang tanah janjian eksotis, dan sekaligus terbitnya kesadaran baru yang bersifat politik.

Terjepit antara kedua kecenderungan itu, Lucien memilih status-quo: apapun humanisme acuan masa mudanya, dia semakin berpihak pada sistem kolonial, hingga menjadi semakin reaksioner dan represif. Emilie mengalami evolusi yang sebaliknya. Selaras dengan kian meluas hubungannya dengan masyarakat umum, dia kian menyadari betapa hampa selubung humanis-universalis yang melekat pada ideologi kolonial. Semakin Emile sadar atas manipulasi ideologis itu, dan semakin dirinya menyadari Lucien buta terhadap keadaan sesungguhnya, semakin pula ia merasa tak salah mengkhianatinya. Oleh karena itu pengkhianatan seksual Emilie, dengan Anendo yang pribumi itu, sejatinya berarti tercapainya puncak kesadaran politiknya.

Emilie bertemu secara kebetulan dengan aktivis pelarian dari Tiongkok itu. Dia segera menyadari bahwa idealisme mereka sejatinya jauh lebih radikal daripada “humanisme” burjuis yang diyakininya. Keterpikatan dengan gagasan mereka memaksanya melanggar aneka tabu sosial: tabu yang melarangnya untuk bergaul secara leluasa dengan orang-orang di luar kalangan Eropa. Setiap pelanggaran Emilie disertai oleh rasa pembebasan baru dan sekaligus peningkatan kesadaran politiknya. Meskipun masih kerap dipandang “kulit putih”, Emilie semakin nekat hingga pada akhirnya melakukan pelanggaran yang terberat: alias pengkhianatan atas pernikahannya, yang dilakukannya dengan Anendo, seorang “Inlander” dari sebuah pulau nun jauh di Timur sana, pulau Solor. 


Kamis, 29 Februari 2024

Dalam Pelukan Rahim Tanah

Judul

:

Dalam Pelukan Rahim Tanah

Penulis

:

Jemmy Piran

Penerbit

:

Basa Basi

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

164

ISBN

:

978-623-305-200-9

Harga

:

Rp. 60.000

Status

:

Ada

 

Wungo Bango berbicara tentang sehari sebelum dirinya mati. Di rumah majikannya ia mengalami penyiksaan sampai kemudian sebih demam yang amat tinggi memungkasi hidupnya. Sejak usia 15 tahun perempuan desa ini sudah putus sekolah dan dijual ke Malaysia. Bango melihat segala hal menjadi lebih jelas setelah kematiannya. Ia menarasikan dirinya yang masih hidup, kondisi kampung halamannya, keluarganya dan orang tuanya yang adalah seorang penjaga sebua (rumah adat) di Larantuka.

Ia adalah korban human trafficking yang terus mencari jalan pulang sekalipun tak ada lagi yang melekat dengan tubuhnya. Selagi menunggu tubuhnya dikebumikan, ia bertemu dengan leluhurnya yang meminta aba (bapak) untuk memperbaiki rumah adat. Sayangnya, permintaan itu tidak terpenuhi, dan ini seolah menjadi gambaran betapa sukarnya jalan kehidupan dan kematian bagi orang-orang desa sepertinya. 


Senin, 12 Februari 2024

Menyilam Kemarau: Upaya perempuan Timor Loro Sae menyudahi kekerasan, sebuah awal

Judul

:

Menyilam Kemarau: Upaya perempuan Timor Loro Sae menyudahi kekerasan, sebuah awal

Editor

:

Pantoro Tri Kuswardono & Rosa M do R de Sousa

Penerbit

:

Forum Komunikasi untuk Perempuan Loro Sae (FOKUPERS)

Tahun Cetak

:

1999

Halaman

:

128

ISBN

:

979-95690-1-X

Harga

:

Rp. 85.000

Status

:

Kosong

 

Forum Komunikasi untuk Perempuan Loro Sae (Fokupers) adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masalah ketidakadilan dan kekerasan terhadap perempuan. Fokupers didirikan pada bulan Juni 1997 oleh 15 orang perempuan dan laki-laki dari berbagai latar belakang status sosial yang berbeda, yaitu aktivis LSM, mahasiswa, pekerja sosial, pegawai negeri sipil, dan perempuan korban kekerasan.

Kepedulian Fokupers tersebut diwujudkan dengan upaya pemberdayaan terhadap perempuan. Upaya pemberdayaan terhadap perempuan dilakukan melalui program pendampingan terhadap perempuan korban kekerasan, pendidikan dan pelatihan bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan diseminasi informasi secara berkala melalui penerbitan buletin dan brosur. 


Indonesia Revival Focus on Timor

Judul

:

Indonesia Revival Focus on Timor

Penulis

:

George W. Peters

Penerbit

:

The Zondervan Corporation Grand Rapids, Michigan

Bahasa

:

Inggris

Tahun Cetak

:

1973

Halaman

:

120

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 110.000

Status

:

Ada


An In-depth study of Revival in Indonesia. A real revival has been taking place in Timor, Indonesia! Here is the truth about what has happened-separating fact from fabrication, accuracy from exaggeration. Dr. George W. Peters, professor of World Missions at Dallas Theological Seminary and a recognized authority in his field, has completed one of the most exhaustive studies ever made of spiritual revival in a foreign setting. He has sought for facts – in the framework of the Bible, the Christian experiences and the prevailing culture. In his inquiry he incorporates the tools of history, religion, psychology, sociology and anthropology – which sheds light on the narrative, supernatural phenomena, and abiding fruit of God’s work among the people of Indonesia. Truly a remarkable account of Indonesia’s revival! 


Jumat, 09 Februari 2024

Si Buta dari Gua Hantu: Tragedi Larantuka Jilid 1-10

Judul

:

Si Buta dari Gua Hantu: Tragedi Larantuka Jilid 1-10

Penulis

:

Ganes TH

Penerbit

:

SBINMAS KODAK METRO

Tahun Cetak

:

1979-1980

Halaman

:

480

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 350.000

Status

:

Ada

 

Larantuka adalah sebuah desa di lereng gunung, di tepi sebuah teluk yang permai bagaikan sebutir mutiara di ujung timur Pulau Flores. Berabad-abad lamanya ia tetap indah dan cantik. Kaya raya dengan hasil bumi serta lautnya.

Sampai pada suatu saat. Para pengusaha asing mulai tergiur oleh alam floranya. Hutan-hutan subur dibabatnya hingga yang tertinggal hanya tanah-tanah kering dan gundul. Malapetakapun segera melanda desa ini. Gerombolan babi hutan turun mencari sumber air dan menyerbu sisa-sisa ladang yang ada. Menimbulkan kesengsaraan bagi penduduknya.

Tuan Dumas, seorang dokter kulit putih yang sudah lama bermukim di desa tersebut. Dengan dibantu para penduduk serta pemburu-pemburu asing, mengerahkan ratusan ekor anjing, berhasil menumpas hama satwa liar itu. Namun musibah lain muncul, ratusan ekor anjing telah berkembang biak tanpa terkendali. Sehingga seluruh desa seakan-akan sudah dikuasai oleh hewan ini. Dan berjangkit pulalah wabah penyakit anjing gila yang menyebar dengan ganasnya, menimbulkan kepanikan kepada segenap penduduknya korban-korban pun berjatuhan.

Si Buta dari Gua Hantu, episode 10 ini merupakan logi ke tiga/terakhir dari trilogi: Perjalanan ke Neraka, Kabut Tinombala dan Tragedi Larantuka. Kisah Tragedi Larantuka, dimulai dari akhir kisah Tinombala. ketika Barda Mandrawata atau Si Buta dari Goa Hantu, memiliki kesepakatan untuk mengantarkan Meinar seorang janda beserta anaknya bernama Tara untuk mengunjungi orang tuanya yang sudah lama ditinggalkan di Larantuka Flores.

Kejadian nyata berupa banjir bandang di Larantuka yang terjadi 27 Februari 1979, menjadi inspirasi penulis dalam menuliskan kisah ini. Namun yang menarik adalah kisah lainnya dalam komik ini yaitu tentang wabah anjing rabies, yang ditahun penulisan komik ini tidak ada atau sekedar fiksi namun justru menjadi kenyataan kemudian di tahun 1997! 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...